Pulau Gili Ketapang
Pulau Gili Ketapang terdapat di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Dengan Koordinat berdasarkan pembacaan Global Positioning System (GPS) berbasis sistem UTM WGS84 dengan Waktu Indonesia Barat yaitu:
Lintang : 113o 15’26.9”
Bujur : 7o 41’ 0.8”
Pulau Gili Ketapang termasuk pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan dan mempunyai luas lahan daratan sekitar 68 Ha, dimana pada pulau ini tidak memiliki akses jalan utama. Akses jalan satu-satunya hanya dapat dilalui oleh sepeda motor atau sepeda listrik. Mempunyai garis pantai sekitar 4.73 km dengan objek wisata yang paling terkenal adalah snorkling untuk keindahan alam bawah lautnya

Elektrifikasi Pulau Gili Ketapang
Pembangkit energi di Pulau Gili Ketapang biasanya tidak terhubung ke jaringan listrik nasional. Pulau ini sering kali mengandalkan generator bertenaga diesel untuk memastikan kemandirian energi.
Pemenuhan elektrifikasi pada Pulau Gili Ketapang adalah melalui dari PLTD tersebut dengan kapasitas hingga 1 MW dengan operator utamanya dari PLN. Bahan bakar diesel ditampung pada 2 buah tangki dengan kapasitas maksimum 100.000 Liter yang disuplai dari Kabupaten Probolinggo.
Bahwa kondisi eksisting elektrifikasi di Pulau Ketapang masih cukup stabil, tidak terjadi pemadaman secara bergilir. Namun, jikalaupun ada pemadaman itu hanya untuk maintenance dan hanya berlangsung sekitar 1 jam.


Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang PV terapung dengan sistem BESS (Battery Energy Storage System) sebagai solusi off-grid. Investigasi ini terutama ditujukan untuk merancang sistem hemat biaya yang berada dalam jangkauan batas keuangan penduduk desa,
meminimalkan ketergantungan diesel di pulau-pulau tersebut (skala besar) dan untuk membantu pemenuhan dari kebutuhan produksi es batu sebagai bahan alami pengawet hasil perikanan (skala kecil)

Pentamaran FPV
Desain arsitektur Single-Array Pentamaran ini merupakan inovasi yang dirancang untuk mendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung. Mengintegrasikan prinsip rekayasa Teknik perkapalan dan kelautan modern, desain ini dirancang untuk menghadapi kondisi perairan ekstrim.
Keunggulan utama desain ini adalah peningkatan stabilitas transversal melalui nilai metacentric height (GMt) yang lebih tinggi dikarenakan bentuk geometri yang didesain secara melintang.
Setiap lambung / floater memiliki dimensi seragam dan dihubungkan oleh balok HDPE sebagai rigid body connection, sehingga mampu menopang beban panel surya – prinsip desain ini mengadopsi dari high-speed performance ship.
Selain untuk meningkatkan performa stabilitas, tujuan lain dari konsep desain pentamaran adalah untuk menyediakan service deck yang luas – photovoltaic energy generated adalah fungsi dari proporsional area luasan.
Desain Arsitektur Pentamaran FPV


Hak Cipta
Hak Cipta telah di daftarkan untuk konsep “Desain Arsitektur Single-Array Pentamaran Sebagai Struktur Terapung Pembangkit Listrik Tenaga Surya.”


Mooring Configuration
Sistem mooring yang digunakan untuk fotovoltaik terapung ini dirancang dengan konfigurasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Mooring sistem digunakan untuk membatasi pergerakan surge, sway, dan yaw dan mempunyai konfigurasi tambatan pada daerah perimeter luar sistem FPV Multi-Array dengan total 22 tambat (6 x 2 dengan posisi terluar sisi kiri dan kanan ditambah 5 x 2 dengan posisi terluar bagian depan dan belakang.)
Lokasi pemasangan (fairlead) berada di titik-titik tepi luar pada elevasi permukaan air, yang sesuai dengan kedalaman draft struktur.
Konfigurasi mooring dirancang dengan sudut 90 derajat menggunakan tipe catenary, yaitu sistem mooring berbentuk lengkungan yang memberikan fleksibilitas dan kestabilan pada struktur terapung. Pada penelitian ini, kedalaman air yang dianalisis adalah 22 meter. Sistem ini dirancang untuk menahan beban tarik (tension) hingga 26183.76 N, yang merupakan nilai Minimum Breaking Load (MBL), serta berat kabel yang terendam (submerged weight) sebesar 1.48 kg/m.
Mooring Configuration and Bathimetri

Mooring Calculation

Publikasi (Media Online Luar Negeri)
Proyek Solar2Wave hadir sebagai inovasi berbasis teknologi Floating Photovoltaic (FPV) untuk mengatasi tantangan akses energi di pulau-pulau kecil Indonesia. Solar2Wave dirancang secara khusus untuk memastikan panel FPV mampu bertahan terhadap gelombang laut, memberikan solusi energi yang berkelanjutan.
Selain itu, Solar2Wave mendorong pengembangan teknologi FPV dari lingkungan perairan darat, seperti danau, menuju aplikasi yang lebih kompleks di laut. Proyek ini menjadi langkah strategis dalam mendukung pencapaian tujuan Net-Zero emisi karbon dan upaya mitigasi perubahan iklim secara global.

Proyek ini merupakan bagian dari Energy Catalyst, sebuah program yang dikelola oleh Innovate UK dan didanai oleh Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) serta Departemen Sains, Inovasi, dan Teknologi (DSIT) melalui Ayrton Fund. Program ini mencerminkan komitmen Inggris terhadap pembiayaan iklim internasional.
Kolaborasi Solar2Wave melibatkan sejumlah mitra hebat, termasuk Cranfield University, Achelous Energy Ltd, serta mitra lokal di Indonesia seperti ITS, Universitas Pattimura, Orela Shipyard, PT Gerbang Multindo Nusantara.

Publikasi (Media Online Dalam Negeri)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Melalui penelitian yang didanai oleh Innovate UK, ITS bersama dengan Cranfield University, Universitas Pattimura (Unpatti), Orela Shipyard, PT Gerbang Multindo Nusantara, Achelous Energy Ltd, dan HelioRec memperkenalkan prototipe pertama pembangkit listrik tenaga surya terapung berbasis laut di Indonesia, yang diberi nama Solar2Wave. Prototipe ini diluncurkan di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi ITS (GRIT) sebagai salah satu wujud nyata pengembangan teknologi energi terbarukan di Indonesia.

Publikasi (Scientific Paper)
Penelitian ini telah di publikasi pada Ocean Engineering dan International Maritime and Defence Exhibition and Conference (IMDC) 2024
Ocean Engineering merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada desain, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan struktur, sistem, dan teknologi yang digunakan di lingkungan laut. Jurnal yang terindeks di Scopus Q1 dengan persentase 87% merujuk pada jurnal dengan peringkat tinggi berdasarkan faktor dampak dan relevansinya dalam bidang teknik kelautan

Leave a Reply